Tangga adalah sistem transportasi vertikal terpenting dalam arsitektur bangunan bertingkat. Meskipun sudah ada lift dan escalator, namun tangga harus tetap ada sebagai cara terakhir untuk naik ke tingkat bangunan terutama saat darurat. Untuk bangunan bertingkat sangat penting untuk mengetahui aturan membuat tangga sehingga tangga tidak terlalu tinggi namun tetap hemat ruang.
Tangga yang terlalu tinggi membuat penggunanya cepat lelah dan berbahaya terutama jika dilewati dalam keadaan darurat. Jatuh dari tangga dapat menimbulkan konsekuensi yang buruk bagi pengguna bangunan. Jadi merencanakan tangga yang nyaman menjadi hal yang sangat penting.
Merencanakan Tangga yang Nyaman
Untuk bisa naik tangga secara nyaman, maka perlu dipenuhi syarat perencanaan tangga sesuai standar ergonomi yang telah berlaku umum. Standar perencanaan tangga menggunakan hitungan dengan rumus dua kali jenjang (tinggi) ditambah satu kali panjang pijakan datar (panjang) = 2T + P sekitar 58 cm sampai dengan 63 cm.
Ukuran-ukuran tersebut diatas berdasarkan logika ukuran kaki pada umumnya dan langkah orang yang menggunakannya. Jika tangga terlalu terjal untuk dinaiki sekaligus, maka kita dapat melandaikannya dengan cara memberikan dua tangga atau dengan memberikan bordes tangga (lantai istirahat).
Jika tangga berbentuk U sehinga ada balok diatasnya, perlu diperhatikan tinggi bebas untuk bisa lewat minimal 200 cm atau lebih, sehingga saat lewat kepala orang tersebut tidak terbentur pada balok diatasnya. Bentuk tangga harus disesuaikan dengan tata ruang dan arsitektur gedungnya, ruang yang tersedia, sehingga bentuk atau layoutnya dapat bermacam-macam.
01. Menghitung Tangga dengan Mengetahui Ketinggian Antar Lantai
Sebelum menggambar denah tangga pada denah, hal pertama yang harus kita perhatikan adalah ketinggian antar lantai. Ketinggian antar lantai maksudnya disini misalnya tinggi dari 1 ke lantai 2 dihitung dari level lantai yang sudah difinishing (misalnya level lantai yang sudah dipasang keramik).
Dengan mendapatkan ukuran ini, barulah kita bisa memperoleh jumlah anak tangga dan ketinggian masing-masing anak tangga. Dengan adanya ketinggian dan jumlah annak tangga barulah kita bisa memperkirakan bentuk tangga yang sesuai dengan ruangan yang ada.
Misalnya kita memiliki bangunan atau rumah dengan ketinggian antar lantai 3,3 meter. Jika kita ingin membuat tangga yang sesuai standar, kita bisa memilih kombinasi paling anak tangga paling tinggi yaitu 16,5 cm dengan lebar pijakan 30 cm sehingga bisa langsung dipasangi tile/lantai ukuran 30×30 cm. Lebar tangga misalnya 90 cm agar langsung bisa dipasangi 3 tile/lantai 30×30 cm.
- 16,5 x 2 + 30 = 63 –> Sudah sesuai standar perencanaan tangga
- Jumlah Anak Tangga = 3,3 m / 16,5 cm = 330 cm / 16,5 cm = 20 Anak Tangga
- Atau dibalik, Tinggi anak tangga = 330 cm / 20 = 16,5 cm
- Karena anak tangga berjumlah 20 maka :
- Jika tangga lurus memerlukan panjang = (20-1) x 30 cm = 5.7 meter
- Jika tangga berbentuk U maka memerlukan panjang = ((1/2×20)-1) x 30 cm = 2,7 meter, namun memerlukan lebar 1,8 meter dan tambahan bordes selebar anak tangga yaitu 90 cm sehingga panjang total menjadi 3,6 meter
- Perencanaan tangga dalam bentuk lain dapat dicari dengan menggunakan gambar.
02 Merencanakan Tangga Lebih Awal
Untuk perencanaan bangunan atau rumah baru, metode ini bisa dibalik, yaitu dengan merencanakan tangganya terlebih dahulu untuk mendapatkan ketinggian yang sesuai dengan perhitungan tangga yang digunakan sehingga bentuk maupun luasan ruang tangga dapat ditentukan terlebih dahulu baru kemudian dipasang pada tata ruang bangunan.
Ukuran tangga rumah yang ideal ditentukan dari tinggi antar lantai. Semakin tinggi jarak antar lantai dasar ke lantai tingkat maka semakin banyak juga anak tangga yang diperlukan sehingga memerlukan luas ruang tangga yang lebih banyak. Oleh karena itu saat membangun rumah baru, sebaiknya jarak antar lantai berkisar antara 3,2 meter – 3,6 meter untuk rumah berukuran 1 – 2 are sehingga ukuran tangga rumah menjadi lebih kecil dengan jumlah 16-20 anak tangga.
03 Toleransi Untuk Rumah Tinggal
Dalam pengalaman kami di lapangan, dalam pembuatan rumah tinggal bertingkat standar ini ternyata banyak ditoleransi karena menyesuaikan dengan lahan rumah yang sempit dan kebutuhan akan ketinggian antar lantai agar ruang lebih tinggi dan lega, maka anak tangga maksimal dapat dibuat setinggi 20 cm. Untuk standar orang Amerika yang memiliki tubuh lebih tinggi bisa dibuat anak tangga setinggi 22 cm.
Sementara anak tangga dibuat miring dan overlap sehingga bisa masuk ke dalam sekitar 2 cm. Ini akan mengurangi panjang pijakan sehingga lebih hemat ruang. Namun toleransi ini tidak bisa berlaku untuk bangunan publik apalagi untuk proyek pemerintah.
Demikianlah mengenai Standar Perencanaan Tangga meliputi Syarat Tinggi, Lebar dan Panjang Pijakan. semoga dapat membantu teman-teman yang ingin merancang atau membangun rumah atau sekedar ingin tahu tentang perancangan tangga pada bangunan.